Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Curhatnya Mahasiswa Farmasi (part 1)

Semangat pagi!!!

Jam di layar laptop sudah menunjukkan pukul 23.09 malam tapi mata juga belum mau diajak merem. Padahal badan juga sudah lelah. Efek beberapa tahun kuliah di farmasi dituntut kuat begadang demi tugas dan laporan praktikum. Jadi sekarang susah untuk tidur dibawah jam sebelas malam walaupun seharian kerja rodi di kampus. Padahal ngerti banget kalau begadang itu efeknya buruk untuk kesehatan.

Hmm... itulah yang ingin saya ceritakan malam ini. Sampai saat ini saya masih heran. Mengapa minat siswa SMU untuk kuliah di jurusan farmasi itu tinggi. Padahal kuliahnya masya Allah susahnya. Mengejar gengsi? Iseng? Supaya bisa cari jodoh dokter keren? Gaji besar? Paksaan orangtua? Atau cadangan kalau nggak diterima di FK?


Alasan terakhir yang paling bikin saya sebal. Farmasi diletakkan pilihan kedua okelah. Tapi kalau sudah diterima di farmasi terus daftar lagi pindah ke FK? Jadinya farmasi hanya sebagai batu loncatan saja dong. Kan kasihan yang dulu nggak ketrima di farmasi. Mendingan dulu nggak usah diambil aja kalau emang nggak niat kuliah di farmasi biar kursinya bisa ditempati siswa lain yang memang niat kukuh kuliah di farmasi. Eh, ini bukan rekayasa atau sentimen sama fakultas sebelah lho. Ada dua teman saya yang pindah ke FK. Yang pertama dia langsung mengundurkan diri di awal sebelum OSPEK mahasiswa. Yang satunya lagi pindah ketika menginjak tahun kedua alias semester tiga. Ya sudahlah mau gimana lagi. Itu sudah jadi pilihan hidup mereka.

Alasan selanjutnya. Paksaan orangtua. Kalau ini saya nggak bisa komentar apa-apa. Memang seharusnya jalan hidup anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Orang tua hanya mengarahkan. Apalagi usia seseorang ketika masuk kuliah pasti sudah cukup umur dan mulai dapat memilih yang baik untuk hidupnya. Tapi cara mendidik yang dipakai orangtua satu dengan lainnya berbeda. Ada yang menggunakan sistem diktator sehingga apapun kehendak orangtua dianggap yang terbaik untuk anak tanpa memberikan kesempatan si anak untuk berpendapat. Apapun itu, karena sudah terlanjur masuk ya harus dijalani dengan sepenuh hati dan ikhlas. Siapa tahu dengan pilihan jurusan itu adalah restu orangtua yang membuka jalan kesuksesan kita kedepannya,

Mengejar gengsi? Ini masih ada kaitan dengan orangtua juga. Ada ortu yang gengsinya tinggi karena kebetulan dari keluarga berada. Jadi ingin anaknya kuliah di jurusan yang bergengsi. Atau malah si anak yang gengsinya tinggi. Ya nggak salah sih. Asal yang menjalani kuat aja. Sekali lagi, kuliah di farmasi (dan semua jurusan lainnya) itu berat kalau nggak ikhlas menjalani.

Gaji? Ah, itu nggak terlalu bisa dibanggakan. Standarnya ya mirip sama PNS kebanyakan lah. Cukup buat hidup aja.  Tapi kalau bisa nyambi di beberapa tempat ya bisa banyak juga.

Cari jodoh dokter? Hei, alasan apa itu. Masih jaman kah? Kenapa nggak kuliah di keperawatan aja? Kan perawat lebih dekat dengan dokter. Hehehe... Kembali ke pernyataan klasik bahwa jodoh di tangan Tuhan. Memang sih ada teman saya yang menikah dengan dokter tanggal 19 besok. Tapi itu satu saja dari sekian banyak mahasiswa. Lagipula berdasarkan hasil pencarian saya di mbah google, kebanyakan dokter itu cari istri dokter juga biar bisa memahami kesibukannya. Atau kalau nggak gitu cari istri ibu rumah tangga saja supaya anaknya ada yang ngurusi karena dokter itu sibuk. Hmm... ngomong-ngomong kenapa sih kok banyak yang ingin punya suami dokter? Sesempurna apakah mereka? Kenapa nggak milih suami polisi, presiden, eksekutif muda, atau guru SD? Hahaha... apapun itu, tetap semangat ya kuliahnya. Demi calon suami dokter. Hahaha...

Iseng. Dengan sedikit malu saya menyatakan bahwa saya masuk ke jurusan obat ini dengan alasan iseng dan asal. Niat awal pengen kuliah di pendidikan kimia, teknik kimia, atau teknik lingkungan karena kecintaan saya pada matapelajaran kimia di masa SMU dulu. Eh, tiba-tiba nenek minta saya kuliah di kedokteran karena almarhum kakek ingin cucunya ada yang jadi dokter. Namun saya juga harus realistis. Saat itu (sekitar 5 tahun lalu) kedua mata saya sudah minus sebelas. Takut nggak bisa lihat anatomi manusia dengan baik. Selain itu biaya kuliah di FK juga nggak murah (kasihan orangtua). Akhirnya nekat ambil farmasi walaupun saya nggak paham benar apa itu. Setidaknya tetap kesehatan walaupun bukan dokter, dan tetap berbau dunia kimia dengan biaya kuliah yang agak ringan. Alhamdulillah rejeki diterima lewat jalur tes tulis nasional. Entah ada berapa banyak mahasiswa yang bermodal nekat dan asal seperti saya.

Apapun alasan masuk kuliahnya, yang penting setelah diterima harus berusaha keras dan ikhlas dalam menjalani. Sudahlah, itu jalanmu untuk sukses. Jangan pernah disesali. Semangat menatap masa depan. Alhamdulillah walaupun alasan masuk kuliahku nggak jelas seperti itu tapi kuliahku juga lancar dengan IPK diatas 3,25. Memang sih sekarang semester 9 belum lulus juga gara-gara penelitan skripsiku yang cukup menguras waktu (curhat nih). Tapi kuliahku lancar tujuh semester selesai lho (sedikit bangga. hahaha).

Buat adik adik SMU yang ingin melanjutkan pendidikan di jurusan farmasi, mantapkan hati dulu ya. Kuliahnya butuh perjuangan ekstra keras. Melahap buku-buku tebal kayak mahasiswa kedokteran juga. Mainan tikus dan reagen kimia. Hampir tiap malam begadang ngerjakan laporan. Waktu untuk pulang ke rumah alias liburan bagi mahasiswa luar kota akan sulit didapat karena padatnya waktu. Tapi jangan khawatir. Farmasi itu menyenangkan kok.

Ada yang punya alasan masuk farmasi yang lain? Bagikan kisahmu di kolom komentar ya. Semoga bermanfaat(*)

Jember, Minggu 13 September 2015 00.05 WIB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

12 komentar:

Khoirur Rohmah mengatakan...

cerita mbaknya mengingatkan impian saya dulu untuk bisa masuk FKM di Unej. tapi krna ga dapat restu krna biaya, *eh* jadi cuma angan2 semata

semangat ya mbak.e semoga sukses terus kuliahnya ya sama cita-citanya ya mbak.ee

Salam kenal dari KEc. Balung - Jember ya mbak.. heee

adekniar mengatakan...

aduhh... sayang ya.
dulu ndak coba cari beasiswa apa gitu?

ohh... warga Balung toh.
sip sip. makasih.
salam kenal juga ^.^

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum, kak kalo aku g jago kimia pas sma tetapi tertarik dgn kimia dan dunia kesehatan,, cocok g ya masuk farmasi??

Unknown mengatakan...

Hmm.. Saya baru SMK kelas 1 aja, udah kerasa bgt loh susah nya di farmasi:" tp cita² dari dulu udh begini:)

Anonim mengatakan...

https://www.jurnalfarmasi.com/2019/03/9-tips-sukses-kuliah-di-farmasi.html

Anonim mengatakan...

Download ebook florey full 1-38 volume pdf
Download ebooks florey Analytical Profiles of Drug Substances and Excipients Full Volume Pdf

Unknown mengatakan...

Sesusahh itu farmasi yah? Akupun ini di farmasi karena paksaan orang tua,saran dong mending perawat atau farmasi?

Nida Adilah Patin mengatakan...

Aku juga masuk farmasi karena paksaan dari orangtua, tapi alhamdulillah sekarang baik baik aja ko

Rusli mengatakan...

Cocok ka,karna di Farmasi banyak memakan kimia,fisika, MTK,dan ilmu2 kesehatan.. hitungannya harus jago

Rusli mengatakan...

Pikirkan baik2 dulu kalau mau masuk FARMASI ka,banyak segalanya,lebih sulit Farmasi,harus jago hitungan

Unknown mengatakan...

Aku ga minat masuk farmasi, tapi pengin dapat jodoh punya istri seorang farmasi... Krn orgnya bersih, rapi, dan ulet... Ada ga ya?

Unknown mengatakan...

Apa farmasi harus jago hitung²gan?

Posting Komentar