Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Adakah Jenis Buah untuk Penderita Diabetes?

          Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang menjadi dasar penegakan diagnosis diabetes adalah kadar glukosa darah puasa >126mg/dl dan kadar glukosa darah 2 jam setelah makan >200mg/dL. Indonesia adalah negara terbesar ke-4 pengidap diabetes dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
          Buah-buahan merupakan salah satu unsur dalam
 empat sehat lima sempurna. Buah menyediakan serat, vitamin, dan berbagai mineral yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Iklim tropis menjadi salah satu faktor melimpahnya ketersediaan buah di Indonesia sehingga tidaklah sulit menghadirkan buah dalam menu sehari-hari, termasuk dalam menu makan penderita diabetes.
         Namun sungguh disayangkan bahwa fakta yang ada menunjukkan tingginya ketakutan penderita diabetes untuk mengkonsumsi buah. Hal ini dihubungkan dengan kepercayaan bahwa kadar gula dalam buah dapat meningkatkan kadar glukosa darah penderita diabetes. Padahal ada beberapa jenis buah yang apabila dikonsumsi dalam porsi yang benar bersifat aman bagi penderita diabetes. Buah tersebut antaralain apel dan buah pir.
Kok bisa? Kenapa nggak buah yang lain?
          Pemilihan buah tersebut berdasarkan indeks glikemik (IG) masing-masing buah. Indeks glikemik (IG) merupakan suatu ukuran yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan pangan berkarbohidrat berdasarkan pengaruh fisiologisnya terhadap kadar glukosa darah. Variasi nilai IG buah dipengaruhi oleh sifat-sifat intrinsiknya yang meliputi komposisi gula, struktur dan serat pangan, konsentrasi solut dan asam organik, kandungan senyawa polifenol, dan tingkat kematangan buah. Secara metabolik, pangan ber-IG rendah dan tinggi dapat dibedakan berdasarkan kecepatan pencernaan dan penyerapan glukosa, serta fluktuasi kadarnya dalam darah.
          Pangan ber-IG rendah diantaranya memiliki karakteristik yang dapat menyebabkan proses pencernaan di dalam perut berjalan lambat, sehingga laju pengosongan perut (gastric emptying rate) pun berlangsung lambat. Hal ini mengakibatkan suspensi pangan yang telah mengalami pencernaan di perut (chyme) lebih lambat mencapai usus kecil, sehingga pencernaan karbohidrat lebih lanjut dan penyerapan glukosa di usus kecil terjadi secara lambat. Demikian pula, pada pangan ber-IG rendah, sebagian besar penyerapan glukosa terjadi di usus kecil bagian atas (duodenum) dan bagian tengah (jejunum). Pada akhirnya, fluktuasi kadar glukosa darah pun relatif kecil yang ditunjukkan dengan landainya kurva respon glikemik. Dengan karakteristik metabolik tersebut, pangan ber-IG rendah dapat mengurangi respon glikemik dan insulin, sehingga secara keseluruhan dapat memperbaiki kadar glukosa dan lemak darah, baik pada pasien diabetes mellitus maupun pada orang sehat.
          Nilai IG buah diklasifikasikan menjadi tinggi (>70), sedang (56-69), dan rendah (<55 anggur="" antara="" apa="" apel="" artikel="" atau="" belum="" buah-buahan="" dalam="" dan="" dikemukakan="" diketahui="" dimaksud="" glikemik="" glukosa="" hoerudin="" ilmiah="" indeks="" ini.="" intoleransi="" jenis="" jeruk="" lain="" mangga="" memiliki="" menurut="" misal:diabetes="" namun="" nanas="" oleh="" penderita="" pir="" pisang="" rendah="" sawo="" tergolong="" untuk="" yang="">
           Jadi, penderita diabetes masih dapat mengkonsumsi buah jenis tertentu (dengan pengawasan dokter dan ahli gizi). Akan tetapi porsinya harus diperhatikan. Ingat, sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik. Semoga bermanfaat.
Referensi: Hoerudin.2012. Indeks Glikemik Buah dan Implikasinya dalam Pengendalian Kadar Glukosa Darah. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol 8 (2) ; 80-98

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar