Semangat pagi!!!
Apotek. Siapa sih yang nggak
tahu? Semua orang tentunya pernah berkunjung atau mungkin sekedar lewat di
depan apotek. Emang apotek itu apa sih? Itu loh, toko yang jualan obat dan
beberapa perlengkapan kesehatan lain. Bisa jadi menjual komoditi lain juga,
misal makanan, pulsa, atau bahkan rokok. Eh, ini beneran lho. Apotek ‘X’ di
dekat rumah saya selain jualan obat juga jualan pulsa dan rokok. Ketika apotekernya
diwawancara, beliau hanya bisa pasrah karena si pemilik modal yang ‘maksa’
jualan rokok dengan alasan keuntungan yang besar.
Kira-kira apa saja yang bisa
dilakukan orang di apotek? Beli obat, nebus resep, nimbang berat badan, ngukur
tinggi badan, beli vitamin, promosi obat (buat para sales). Semua jawaban itu benar tapi ada yang kurang.
Coba kita kembali ke pengertian
apotek. Menurut Kepmenkes RI No.1027/ MENKES/
SK/ IX/2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
pasal 1 ayat 13, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya oleh Apoteker kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud
adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep doktcr, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Nah, itu dia hal-hal yang bisa
dilakukan di apotek. Perhatikan kata yang dicetak tebal. Pelayanan informasi
obat atau konsultasi obat juga bisa dilakukan di apotek. Apoteker memiliki hak
dan kewajiban memberikan informasi obat pada pasien, termasuk pasien yang
membeli obat bebas. Misalnya seorang pasien sakit batuk pilek tapi sedang
hamil. Atau pasien yang ingin ganti obat karena obat hipertensi (darah tinggi) yang
dikonsumsi saat ini menimbulkan batuk. Kasus lain misal obat diare apa yang
cocok untuk balita usia 2 tahun. Hal-hal seperti itu bisa dikonsultasikan
dengan apoteker di apotek. Tinggal datang ke apotek dan sampaikan apa yang
diperlukan. Apoteker siap membantu memilihkan obat yang sesuai. Pastikan yang
ditemui adalah apoteker atau setidaknya asisten apoteker, bukan penjaga apotek
yang hanya lulusan sekolah umum. Menurut pengalaman saya, kalau orangnya ramah
dan jelas dalam memberikan konsultasi obat, berarti benar itu tenaga
kefarmasian. Kalau sekedar lulusan SMA, (karena pengetahuan yang kurang
memadai) biasanya mereka ribet, bingung atau gampang marah kalau pasien banyak tanya.
Jadi nggak usah bingung dan galau kalau mau beli obat. Datang saja ke apotek
dan keramahan apoteker akan menghapus kegalauanmu.
Semoga bermanfaat.
2 komentar:
Apa boleh jika vit E B complek dan omega3 dikonsumsi bersamaan?
dear Mr. Anonim,
saya coba bantu jawab. Setahu saya boleh karena belum saya temukan referensi interaksi antara komponen-komponen tersebut.
-Tita-
Posting Komentar